Monday, November 27, 2006

Dimanakah Posisi Guru? (Bagian 1 dari 2 Bagian) -25 November sebagai Hari Guru Nasional-

Waktu kecil dulu, saya selalu berpandangan bahwa guru merupakan sosok yang begitu bisa diandalkan, disegani, bahkan ditakuti. Perkembangan pandangan ini tentunya selalu mengalir mulai dari SD sampai SMA. Apabila SD guru dianggap sebagai bos, pada SMA pandangan ini akan lebih bergeser dengan memposisikan guru sebagai orang tua.
Terlepas dari sifat-sifat pribadinya dan kurikulum pendidikan Indonesia, guru telah memberikan peranan besar dalam pendidikan bagi seorang anak. Melihat kewajiban belajar sembilan tahun (SD-SMP), guru merupakan salah satu orang yang tentunya mendapat waktu sendiri dalam kehidupan seseorang. Meskipun dalam setiap tahunnya seseorang akan mendapatkan guru yang berbeda, proses interaksi yang ada antara seseorang dengan guru masih akan kental terasa.
Pada kenyataannya, memang, banyak “mantan” siswa atau bahkan siswa sendiri yang meremehkan peran guru; mulai dari alasan karena gurunya terlalu galak, bodoh, atau bahkan karena si “mantan” siswa ini sudah meraih gelar sarjana bahkan doktor. Tak ayal, kondisi ini mempunyai persepsi tersendiri bahwa guru dalam waktu-waktu tertentu tidak dibutuhkan lagi. Tentunya, saya pribadi tidak setuju dengan persepsi ini karena pandangan ini hanya terkait kepada sifat-sifat guru yang tidak disukai siswa dan bahwa guru harus selalu lebih pintar dari siswa ataupun “mantan” siswanya.
Sadar maupun tidak disadari, jenjang karier guru sangatlah terbatas. Secara umum tidak ada sebuah upaya untuk meningkatkan kapasitas guru secara akademis (pendidikan tertinggi guru yang rata-rata adalah sarjana) karena itulah yang pada akhirnya membedakan status antara guru dan dosen. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa guru telah memberikan seluruh kemampuan terbaiknya kepada para siswa. Selain itu, guru pun telah memberikan fondasi pendidikan bagi para siswanya agar ia bisa melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Ada baiknya, melihat polling persepsi masyarakat terhadap guru yang dikeluarkan oleh mediaindo.co.id pada tahun 2000 (meskipun sudah 6 tahun yang lalu, persepsi masyarakat cenderung untuk tidak berubah)

  1. Apakah Anda setuju para guru melakukan demonstrasi?

Setuju = 389 (70.34%)
Tidak Setuju = 164 (29.66%)

  1. Apakah Anda setuju para guru melakukan mogok mengajar?

Setuju = 139 (25.36%)
Tidak Setuju = 409 (74.64%)

  1. Menurut pendapat Anda, bagaimana kehidupan ekonomi guru saat ini?

Sangat Baik = 4 (0.73%)
Baik = 26 (4.72%)
Kurang Baik = 241 (43.74%)
Tidak Baik = 280 (50.82%)

  1. Menurut Anda, apa yang menyebabkan para guru melakukan demonstrasi?

Gaji guru terlalu kecil

= 213 (38.8%)

Gaji guru sering dipotong oleh berbagai macam potongan

= 100 (18.21%)

Para guru iri dengan tunjangan struktural PNS yang sangat tinggi

= 75 (13.66%)

Gaji tidak seimbang dengan beban kerja yang berat

= 161 (29.33%)

  1. Pantas atau tidak, para guru yang berjasa besar mencerdaskan masyarakat mendapatkan gaji kecil

Pantas = 18 (3.3%)
Tidak Pantas = 528 (96.7%)

  1. Bagaimana pendapat Anda tentang berbagai macam potongan gaji guru yang dilakukan Dept. Pendidikan dan PGRI?

Harus segera dihentikan

= 265 (48.62%)

Pejabat Dept. Pendidikan dan PGRI perlu diselidiki dan diproses ke pengadilan

= 178 (32.66%)

Pemotongan gaji guru adalah tindakan yang tidak manusiawi

= 102 (18.72%)

  1. Bagaimana pendapat Anda tentang Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)?

Organisasi yang mewakili kepentingan para guru

= 100 (18.55%)

Organisasi yang tidak mewakili kepentingan para guru

= 228 (42.3%)

PGRI adalah kendaraan politik salah satu partai

= 211 (39.15%)


Jika tuntutan kenaikan gaji guru dikabulkan, apakah Anda yakin kualitas mengajar para guru akan meningkat?

Yakin = 298 (54.88%)
Tidak Yakin = 245 (45.12%)

Pada intinya, para guru seringkali dituntut lebih tanpa mendapatkan masukan yang cukup. Bila diibaratkan dengan proses produksi. Maka guru harus dituntut untuk menghasilkan barang yang bagus, namun sistem produksi dan inputnya buruk. Dimanakah posisi guru bagi kita? Tentunya setiap orang mempunya persepsinya masing-masing

Bersambung