Friday, December 07, 2007

Bukan bermaksud untuk mengganggu ketenangan dan kekhusyukan hari raya idul adha ataupun natal bagi yang merayakannya. Bukan juga bermaksud untuk mengusik ketenangan cuti panjang nasional bagi yang menikmatinya. Bukan juga bermaksud untuk meneror indahnya malam pergantian tahun baru masehi bagi yang ingin menyambutnya.

Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah diciptakan-Nya untukkmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, agar kamu mendapat ketenangan hati, dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang yang berpikir (QS Ar-Rum: 21)

Maha Suci Allah, yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan.
Ya Allah, perkenankanlah kami menikah:

Galuh Syahbana Indraprahasta, ST.
(Teknik Planologi ITB)

dengan

Herwita Andriamasari, SP.
(Arsitektur Lanskap IPB)

Untuk mengikuti sunnah rasul-Mu, untuk menggenapkan dien-Mu
dalam membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah
serta memperoleh keturunan yang shalih dan shalihah

Akad Nikah
Ahad, 30 Desember 2007
Pukul 08.00 WIB
SEAMEO BIOTROP Convention Hall
Jalan Raya Tajur Km 6
Bogor

Resepsi
Ahad, 30 Desember 2007
Pukul 11.00 – 13.00 WIB
SEAMEO BIOTROP Convention Hall
Jalan Raya Tajur Km 6
Bogor

Mohon maaf jika selama ini masih ada sahabat yang kurang berkenan dengan kami. Mohon keikhlasan sahabat untuk mengenankan momen ini. Tiada yang dapat kami ungkapkan selain rasa terima kasih dari hati yang tulus apabila sahabat berkenan hadir untuk memberikan doa restu kepada kami.

Kami yang berbahagia dan mengundang,
Galuh & Wita


Sunday, September 02, 2007

Aku Masih Disini

Masih membaca, mengetik, dan berpikir
padahal malam sudah larut
Sayang, belum saatnya untuk terpekur
jika semuanya tidak ingin kacut marut

Membaca sejenak tulisan Andreas Hoefert “The G8 in 2050”
yang memuat Indonesia pada G5 tahun 2050
Fantastis! Indonesia menjadi negara maju
yang akan membuat semua mata tertuju

Kaclut jika melihat realita saat ini
Dengan semakin maraknya “bagi hasil” proyek-proyek pemerintah
seperti layaknya rebutan kue anak-anak kecil
yang tidak mau kalah dan mengalah

Membaca sejenak debt ratio Indonesia 1996-2006
yang semakin menurun sejak tahun 1999
Fantastis! Indonesia akan terbebas hutang
Jika dan jika memang data ini tidak ikut-ikutan dikorupsi

Sejenak menerawang ke kasus lain
Memikirkan tuntutan orang-orang
untuk memberikan jawaban
Padahal aku pun masih belum menemukan titik terang

Jika mereka tahu apa yang terjadi
dan apa yang bergelimang dalam benakku
Mereka akan tahu pasti
bahwa aku pun bisa pusing dan tertekuk

Bogor, 30-31 Agustus 2007

Tuesday, July 24, 2007

Aktivitas Seminggu Ini

Seminggu ini tidur terasa nikmat jika tidak mau dikatakan berlebihan untuk ukuran normal. Yang biasanya hanya sekali sehari (semalam), menjadi 3 kali sehari. Tepatnya habis makan pagi, makan siang, dan makan malam. Badan yang lemes-lemes karena sakit ini akhirnya harus luluh lantah dibombardir obat yang bikin ngantuk ga karuan. Sudah dicoba untuk nahan, tetapi ternyata ketiduran juga.

Heran, tekanan darah saya bisa naik. Padahal umur masih muda dan gejala ini sudah lama ga saya alami sejak SMP kelas 3 (kira-kira 9 tahun yang lalu). Dulu si emang bawaanya emosian. Sekarang? Kayaknya ngga banget. Kirain dengan bertambahnya tingkat kesabaran sampai kadar mati rasa sudah memusnahkan gejala tekanan darah naik; ternyata kumat lagi setelah sekian lama terpendam. Ditambah dengan maag akut yang muncul lagi dan radang tenggorokan yang membuat ga nafsu gorengan. Alhasil, target-target many things to do nya menjadi berantakan. Mimpi pergi ke sana dan sini akhirnya harus dilupakan karena deadline yang ditrabas. Seminggu dengan rasa kantuk, pusing, dan mau pingsan.

Ajaib, akhirnya saya istirahat dan mulai nonton Power Rangers lagi di Indosiar mulai dari jam 16.00 - 17.00 WIB karena ga bikin ngantuk. Dan ajaib lagi, sehabis tidur saya bisa mengingat mimpi-mimpi yang terjadi. Mimpi-mimpi yang jumlahnya lebih berjibun daripada ketika tidur di saat sehat meski tidur di saat-saat ini adalah tidur ayam alias tidur-bangun-tidur-bangun. Dan rasanya aneh atau mungkin ajaib, saya hanya merasa homesick, padahal saya sudah di rumah, di Kota Bogor ini.

Monday, July 09, 2007

Bintang di Langit

"Gal, jika kamu merindukan seseorang, lihatlah bintang di langit", ujar seorang sahabatku di suatu malam.
"Memang ada apa dengan bintang?", tanyaku
"Karena pada momen yang sama, seseorang yang kaurindukan akan melihat bintang di langit yang sama", jawabnya.
Aku hanya terdiam, antara mengerti dan tidak mengerti.
Di kemudian hari, bagiku, arti kata-kata itu lebih bermakna filosofis, meskipun pada banyak momen aku pun tersenyum tidak jelas. Aku hanya bertanya pada diriku, seberapa paham para manusia sekarang mengenai bintang dan arti-artinya kecuali pada permainan horoskop yang terlalu dibualkan. Dahulu kala, sebelum manusia mempunyai kompas modern, sarana telekomunikasi, dan alat-alat petunjuk dan komunikasi lainnya; para bintang di langit menjadi sumber inspirasi petunjuk dan arah bagi manusia.
Jika aku boleh memilih, aku pun ingin mempunyai bintang. Bintang yang mampu menerangi gelapnya langit malam yang kuharap bisa menerangi hidupku sebagai manusia ketika berada dalam kegelapan.

Sunday, July 08, 2007

The Time That Never Been Missed

Waktu tidak bisa terulang
setiap saatnya adalah momen
Jika orang kaya ber-uang
pun tak sanggup membayar untuknya sepeser sen

Ikatan ada yang mati
tidak seperti tali sepatu yang hanya simpul
Semua rasa seperti pati
yang tidak seenak tukul

Anda aku bisa
aku hanya berkata pada lautan
Aku ingin berteriak dengan lengkingan derap tari salsa
jika aku harus menjadi jantan

Lautan yang luas
mengusikku dengan dalam dan sunyinya
Maha karya Sang Pemilik Kuas
merindingkan aku dengan kepahitannnya

Tuhan
hanya Kau dan aku yang tahu
Momen ini yang antara tersimpan dan terbuang
menjauh dari bahuku yang berat
dan andai ikatan itu hanya sebuah simpul...

Tuesday, May 15, 2007

Liverpool FC - AC Milan


Perhelatan final UEFA Champions League tanggal 23 Mei 2007 akan berlangsung beberapa saat lagi. Bagi para penggemar sepakbola dunia, ajang ini mempunyai prestise yang sangat tinggi. Sebagai industri sepakbola, UEFA telah memadukan bagaimana bisnis dan olah raga bisa berjalan beriringan meskipun pada sisi lainnya, tidak semua hal bersifat manusiawi. Dalam laga final kali ini akan menampilkan “juara” Eropa yang kurang bersaing secara kompetitif di liganya masing-masing yaitu AC Milan dan Liverpool FC. Untuk tingkatan juara Champions League (termasuk Champions Cup), AC Milan dan Liverpool merupakan klub terbanyak kedua dan ketiga peraih gelar ini dimana AC Milan telah meraih 6 gelar juara, sedangkan Liverpool FC 5 kali.
Secara tipe permainan, AC Milan dan Liverpool FC memainkan gaya yang sangat berbeda. AC Milan memainkan sepakbola indah, termasuk yang paling enak ditonton setara dengan Arsenal FC dan Barcelona CF pada musim ini. Sedangkan Liverpool, meski dilatih oleh seorang Spanyol dan diperkuat beberapa pemain bergaya latin, bermain dengan karakter British kick and rush yang kental. Kunci perbedaan gaya permainan ini sangat dipengaruhi oleh komposisi dan karakter pemain lapangan tengah kedua tim. Jika di AC Milan terdapat 1 “badak” yaitu Gennaro Gattuso, Liverpool FC mempunyai tiga yang terdapat pada diri Mohammed Sissoko, Javier Masscherano, dan Steven Gerrard. Secara skill tentunya Masscherano dan Gerrad lebih dari seorang Gattuso terutama dalam visi bermain. Namun disinilah letak kunci dalam gaya permainan kedua tim dimana yang satu mengandalkan kengototan, yang satu lagi mengandalkan perpaduan.
AC Milan memiliki pemain pengatur tempo dengan umpan jarak jauh terukur pada diri Andrea Pirlo, adapun Liverpool mempunyai seorang Xabi Alonso. Kaka’ dan Clarence Seedorf adalah dua orang stylish AC Milan yang menjadikan permainan lini tengan AC Milan lebih berirama. Liverpool FC tidak mempunyai pemain stylish kecuali Luis Garcia yang musim ini didera cidera panjang. Untuk permainan melalui sayap murni, AC Milan “kalah kelas” dibandingkan Liverpool FC dengan bercokolnya nama-nama seperti Jermain Pennant, Mark Gonzales, Boudewijn Zenden, dan bahkan John Arne Riise. Untuk striker, AC Milan memiliki pemain berkelas dalam diri Filippo Inzaghi dan Alberto Gillardino. Adapun striker Liverpool FC adalah tipikal khas British yang ngotot, cepat, dan kuat duel di udara.
Yang paling mengherankan dari Liverpool FC adalah kefasihannya dalam menerapkan strategi catenaccio sehingga seringkali lawan sangat kesulitan untuk menjebol gawangnya. Adapun pemain-pemain belakang AC Milan telah banyak termakan usia. Namun dalam kondisi top form, Jamie Carragher dan Alessandro Nesta adalah dua orang center-back terbaik dunia.
Di luar semua itu dengan semakin berkurangnya peran Paolo Maldini di AC Milan, dan di luar apapun pertandingan final ini, Steven Gerrard adalah kapten impian untuk semua klub di dunia karena semangat juangnya, motivasi untuk rekan-rekannya, kepemimpinannya, dan visi permainannya.
Menilik dari performa perorangan selama turnamen ini, Kaka’ dan Clarence Seedorf adalah dua pemain kunci AC Milan yang harus diwaspadai jika tragedi Bayern Műnchen dan Manchester United tidak mau tejadi pada Liverpool FC. Adapun Steven Gerrad adalah pemain yang selama ini tetap menjadi roh dari Liverpool FC dan jika dirinya berada sedang on fire, Kaka’ dan Seedorf tidak ada artinya.
Pada akhirnya, duel final kali ini adalah pertarungan strategi dan determinasi bukan hanya sekedar perbedaan gaya permainan. Di balik itu semua, Carlo Ancelotti dan Rafael Benitez untuk zamannya termasuk pelatih terbaik di dunia. Dan dibalik dunia yang lain daripada yang lain, tanggal digelarnya final itu, umur saya menurut kalender masehi akan bertambah....

Monday, April 09, 2007

In The Middle of Chances or Nothing (bagian 3)

Sepertinya, bagian ini (3) akan menjadi bagian yang terakhir. Bukan karena kehabisan bahan, hanya tampaknya pemintaannya tidak terlalu banyak. Kata orang marketing, niche (ceruk pasar)-nya sedikit. Tapi itu analisis saya sesuai dengan hukum supply-demand. But unless, semoga ceritanya yang terbagi dalam 3 seri ini menjadi rangkaian yang tetap persuasif, provoatif, dan argumentatif. Bagian ini cukup rumit karena mengandung banyak data dan nama. Bagi Anda yang jerawatan, harap hati-hati.

Oke, sekarang masuk zaman revolusi industri yang dimulai di United Kindom (UK). Sebagai catatan, Revolusi Industri (RI) terdiri dari RI I dan RI II. Bapak Industrialisasi Amerika adalah Samuel Slater yang merupakan kelahiran UK dan pernah bekerja pada Richard Arkwright (tokoh besar RI UK). Meskipun UK merupakan negara yang memulai RI, ternyata Amerika Serikat (AS) adalah negara yang paling cepat meniru dan memodifikasi. Persis seperti yang dikatakan oleh Tung Desem Waringin: ”lihat, tiru, modifikasi.”

Semua dimulai tahun 1800-an ketika penemuan-penemuan akbar mulai mengguncang dunia. Harvard, Cambridge, Oxford University (sudah ada sejak tahun 1600-an) sudah menjadi centre of excellence dunia dan semakin memperkokoh RI. Kedua negara ini merupakan negara yang mempunyai kelas engineering tersendiri yang semakin lama semakin dahsyat. Sebagai tambahan, pada zaman ini hidup juga Napoleon Bonaparte yang mempunyai ambisi yang sangat besar karena leadership dan kecerdasan luar biasa yang dimilikinya.

Persaingan engineering UK dan AS tidak dapat dielakkan lagi. Meskipun mereka saudara kandung, keangkuhan kebijakan kerajaan UK pada warga sipil di AS menjadi motivasi lebih bagi warga AS untuk berbuat lebih baik (puncaknya terjadi pada perang sipil AS-tentara UK). AS menjadi semakin digdaya setelah wilayahnya menjadi lebih besar dua kali setelah membeli sebagian tanah ‘Perancis’ di Amerika Utara bagian Timur dari Napoleon (Napoleon pada waktu itu sedang butuh uang untuk menjalankan kebijakan ekspansif Perancis). Wilayah AS kemudian bertambah pesat lagi setelah merebut tanah Mexico di bagian Barat Amerika Utara setelah melalui peperangan sengit AS-Mexico. Momen inilah yang akhirnya membuat AS mempunyai potensi keunggulan (comparative advantages) lebih besar dari UK. Dan...seperti kita akui bersama, dari momen itulah sampai sekarang AS has been building its legitimacy as the most superpower country on earth.

RI II dimulai di medio 1980-an dengan ditemukannya metal baja yang jauh lebih murah dan efisien. Kemudian diikuti oleh penemuan-penemuan luar biasa lainnya seperti telepon (Alexander G. Bell) dan setumpuk penemuan penting oleh seorang Swedish-blooded Yankee Thomas Alva Edison dengan kredo-nya yang sangat terkenal: “jenius adalah 1 persen ide hebat, 99 persen kerja keras”. Pada saatnya nanti Edison mendirikan General Electric (GE) yang sekarang menjadi perusahaan paling untung di dunia dan telah melahirkan the best CEO in the 20th century, Jack Welch, seorang Irish-blooded Yankee yang merupakan seorang chemical engineer. Sebagai catatan, brand yang paling dikenal di AS saat ini adalah Sony (brand Jepang) dan bukannya Coca Cola (peringkat 2). Pada RI II ini, UK sebagai pesaing AS mulai mundur secara bertahap. Kualitas pribadi orang-orang besar AS sangat hebat. Mereka tidak segan-segan menularkan ilmunya kepada warga AS lainnya. Inilah yang membuat knowledge spreading di AS berjalan semakin cepat. Edison sendiri pernah membantu seorang bocah yang bernama Henry Ford yang pada saatnya nanti akan menghasilkan perusahaan mobil Ford yang sempat menggemparkan dunia otomotif dunia sebelum dikalahkan oleh Toyota.

Di zaman itu pula, bisnis mulai mendapat perhatian serius dan orang-orang sangat kaya dari bisnis mulai bermunculan (Andrew Carnegie, John D. Rockefeller, Henry Ford, dll). Percampuran engineering dan bisnis tampak semakin menjadi 2 sisi mata koin alias dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seorang teman saya, katakanlah namanya Lucky (ini nama sebenarnya =p), berkata bahwa Frederick Taylor (atau lebih tepatnya Frederick Winslow Taylor) adalah Bapak Pendiri Teknik Industri (TI) atau bisa juga sebagai Bapak Ilmu Manajemen Modern. Mana yang benar? Kedua-duanya benar, namun definisi ini harus diruntut lebih historis dan setelah melalui peruntutan historis yang lebih benar adalah tetap kedua-duanya. Sejumlah alasannya akan saya ungkapkan disini juga, sekarang juga, dan gratis!

Seperti sudah diutarakan secara berbusa-busa pada cerita sebelumnya bahwa pada zaman RI, engineering berkembang begitu pesat. Pada zaman itu, engineers berlomba-lomba untuk menghasilkan produknya. Tahap ini belum cukup karena para engineers juga butuh pemasukan agar bisa tetap mendapat segepok roti (bukan sesuap nasi). Oleh karena itu, para engineers mematenkan produknya (zaman itu juga merupakan zaman paten-mematen). Setelah produknya dipatenkan maka siapapun yang ingin menggunakan dan mengembangkannya harus membayar royalti. Disitulah mulai timbul hubungan simbiosis-mutualisme dimana engineers menjadi kaya dengan dikembangkannya produk-produknya. Perusahaan memanfaatkan uangnya untuk memproduksi produk-produk yang tepat guna yang dinantinya akan dibeli oleh publik.

Perusahaan-perusahaan ini mengalami sebuah tantangan untuk bisa memproduksi produk-produk engineering dengan biaya yang termurah, sumberdaya yang terefisien, dan keuntungan yang aduhai. Ingat, pada saat ini belum dikenal ilmu bisnis yang rumit. Artinya dalam sebuah perusahaan (industry), produk-produk engineering itu pun harus diproduksi secara ter-engineered. Dan yang mengerti masalah meng-engineering-kan produksi produk-produk engineering adalah engineers sehingga peran engineers sangat besar. Engineers mesin, kimia, fisika, metalurgi semuanya bercampur dalam industry untuk memperoleh produk-produk engineering sesuai standar baku.

Pada intinya, perlu ada efisiensi dalam memproduksi produk-produk tersebut yang dikenal dengan industrial efficiency. Industrial efficiency ini dibutuhkan agar semua biaya bisa diminimalkan dengan kualitas produk tetap nomor satu. Istilah industrial efficiency inilah yang kemudian dikenalkan Frederick Winslow Taylor kepada dunia perindustrian AS. Karena konsepnya lebih kepada manajemen maka disebutlah dia sebagai Bapak Ilmu Manajemen (bukan modern). Meskipun demikian, dalam konteks zaman itu, ilmu manajemen masih berkutat pada industry dan engineering (industrial efficiency) sehingga timbullah mazhab engineering baru yang dinamakan industrial engineering (TI) yaitu engineering yang berkonsentrasi pada pengembangan, pembaruan, penerapan, dan evaluasi sistem yang teringrasi antara masyarakat, ilmu pengetahuan, peralatan, energi, material, dan proses. Inilah awal mula TI yang dibutuhkan mengingat keterbatasan kemampunan engineers lain (metalurgi, fisika, kimia, mesin) dalam industrial efficiency. Oleh karena itu, TI memang diciptakan untuk mengatur engineers yang lain dan dengan konteks zaman itu, sangat erat kaitannya dengan engineering. Dengan demikian, selain sebagai Bapak Ilmu Manajemen, Frederick Winslow Taylor juga dikenal sebagai Bapak Pendiri Teknik Industri Bagaimana dengan zaman sekarang, apakah tetap seperti yang dulu? Bagaimana pula manajemen zaman sekarang?

Saya mengambil contoh perkuliahan TI di University of Texas A&M yang mendefinisikan engineers TI sebagai seseorang yang mampu berkonsentrasi pada pengembangan, pembaruan, penerapan, dan evaluasi sistem yang terintegrasi antara masyarakat, ilmu pengetahuan, peralatan, energi, material, dan proses (sama dengan definisi TI di atas). Engineers TI diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara kreatif dalam segala bidang termasuk ke-eletronikan, telekomunikasi, transportasi, rumah sakit, pemerintah, dll secara efisien. Ingat kata efisien merupakan kata kunci dimana meskipun TI tidak lagi digunakan dalam konteks engineering tetapi tetap harus efisien. Secara umum kuliah TI di University of Texas A&M memuat sistem (produksi: perencanaan, operasi), kontrol, manusia dan ergonomis, statistik dan riset operasi, dan manajemen TI. Benar-benar khas industrial engineering.

Bagaimana dengan di Indonesia? Saya mengambil contoh TI di ITB karena merupakan TI tertua dan terbaik di Indonesia. TI ITB sendiri merupakan jurusan pecahan dari Teknik Mesin dan mulai berdiri sendiri dengan nama Teknik Indutri pada tahun 1967. Kurikulummnya mengalami perubahan yang terus menerus hingga akhirnya mengalami penyerempetan ke arah manajemen dan bisnis yang dapat dilihat pada kurikulum terbarunya. Dalam mata kuliah wajib dicantumkan kuliah Kewirausahaan dan Pengembangan Bisnis; adapun pada mata kuliah pilihan terutama pada KP Rekayasa Manajemen Manufaktur sudah tidak TI banget seperti Manajemen (SDM, pemasaran, keuangan, dan inovasi), Perancangan e-Bisnis, Sistem Pendukung Keputusan, Teori Kepemimpinan dan Motivasi. Mata kuliah semacam ini sama dengan yang diajarkan di jurusan Manajemen (UI, IPB), Bisnis (Prasetya Mulya BS, Bakrie BS), atau Bisnis Manajemen (SBM ITB). Entah kenapa hal ini terjadi, tampaknya TI memang ditakdirkan untuk tidak pernah lepas dari bisnis dan manajemen. Atau, mungkin inilah strategi untuk menarik TI agar tetap eksis di belantara persaingan ITB Idol yang semakin ketat, atau tanyalah pada rumput yang bergoyang, atau tanya saja langsung ke para dosen dan mahasiswa TI-nya.

Yah itulah TI, yang tetap engineering (menurut kesimpulan saya). Meski, sana-sini penuh modifikasi. Lalu bagaimana dengan manajemen? Manajemen berkembang lebih pesat karena menyentuh semua sektor baik privat maupun publik. Manajemen kontemporer tidak lagi melulu dikaitkan dengan industri tetapi bisa dikaitakan dengan bisnis, leadership, atau sekedar ilmu manajemen umum. Karena keterbatasan permintaan, maka pembahasan tentang manajemen tidak akan saya utarakan saat ini.

Akhirnya, bagi Anda yang baca dari awal sampai akhir dengan tekun dan kasih komen, Anda termasuk orang yang nekat, tetapi Anda beruntung karena cerita ini masih gratis. Bagi Anda yang membaca dengan tergesa-gesa dan tetap kasih komen, Anda termasuk orang yang perhatian. Bagi Anda yang tidak baca sama sekali dan tetap kasih komen, Anda termasuk orang yang cari perhatian. Bagi Anda yang sama sekali tidak baca dan tidak komen, saya tidak bisa komentar apapun.

Tamat