Tuesday, July 24, 2007

Aktivitas Seminggu Ini

Seminggu ini tidur terasa nikmat jika tidak mau dikatakan berlebihan untuk ukuran normal. Yang biasanya hanya sekali sehari (semalam), menjadi 3 kali sehari. Tepatnya habis makan pagi, makan siang, dan makan malam. Badan yang lemes-lemes karena sakit ini akhirnya harus luluh lantah dibombardir obat yang bikin ngantuk ga karuan. Sudah dicoba untuk nahan, tetapi ternyata ketiduran juga.

Heran, tekanan darah saya bisa naik. Padahal umur masih muda dan gejala ini sudah lama ga saya alami sejak SMP kelas 3 (kira-kira 9 tahun yang lalu). Dulu si emang bawaanya emosian. Sekarang? Kayaknya ngga banget. Kirain dengan bertambahnya tingkat kesabaran sampai kadar mati rasa sudah memusnahkan gejala tekanan darah naik; ternyata kumat lagi setelah sekian lama terpendam. Ditambah dengan maag akut yang muncul lagi dan radang tenggorokan yang membuat ga nafsu gorengan. Alhasil, target-target many things to do nya menjadi berantakan. Mimpi pergi ke sana dan sini akhirnya harus dilupakan karena deadline yang ditrabas. Seminggu dengan rasa kantuk, pusing, dan mau pingsan.

Ajaib, akhirnya saya istirahat dan mulai nonton Power Rangers lagi di Indosiar mulai dari jam 16.00 - 17.00 WIB karena ga bikin ngantuk. Dan ajaib lagi, sehabis tidur saya bisa mengingat mimpi-mimpi yang terjadi. Mimpi-mimpi yang jumlahnya lebih berjibun daripada ketika tidur di saat sehat meski tidur di saat-saat ini adalah tidur ayam alias tidur-bangun-tidur-bangun. Dan rasanya aneh atau mungkin ajaib, saya hanya merasa homesick, padahal saya sudah di rumah, di Kota Bogor ini.

Monday, July 09, 2007

Bintang di Langit

"Gal, jika kamu merindukan seseorang, lihatlah bintang di langit", ujar seorang sahabatku di suatu malam.
"Memang ada apa dengan bintang?", tanyaku
"Karena pada momen yang sama, seseorang yang kaurindukan akan melihat bintang di langit yang sama", jawabnya.
Aku hanya terdiam, antara mengerti dan tidak mengerti.
Di kemudian hari, bagiku, arti kata-kata itu lebih bermakna filosofis, meskipun pada banyak momen aku pun tersenyum tidak jelas. Aku hanya bertanya pada diriku, seberapa paham para manusia sekarang mengenai bintang dan arti-artinya kecuali pada permainan horoskop yang terlalu dibualkan. Dahulu kala, sebelum manusia mempunyai kompas modern, sarana telekomunikasi, dan alat-alat petunjuk dan komunikasi lainnya; para bintang di langit menjadi sumber inspirasi petunjuk dan arah bagi manusia.
Jika aku boleh memilih, aku pun ingin mempunyai bintang. Bintang yang mampu menerangi gelapnya langit malam yang kuharap bisa menerangi hidupku sebagai manusia ketika berada dalam kegelapan.

Sunday, July 08, 2007

The Time That Never Been Missed

Waktu tidak bisa terulang
setiap saatnya adalah momen
Jika orang kaya ber-uang
pun tak sanggup membayar untuknya sepeser sen

Ikatan ada yang mati
tidak seperti tali sepatu yang hanya simpul
Semua rasa seperti pati
yang tidak seenak tukul

Anda aku bisa
aku hanya berkata pada lautan
Aku ingin berteriak dengan lengkingan derap tari salsa
jika aku harus menjadi jantan

Lautan yang luas
mengusikku dengan dalam dan sunyinya
Maha karya Sang Pemilik Kuas
merindingkan aku dengan kepahitannnya

Tuhan
hanya Kau dan aku yang tahu
Momen ini yang antara tersimpan dan terbuang
menjauh dari bahuku yang berat
dan andai ikatan itu hanya sebuah simpul...