Sebenarnya saya ingin benar ke Bandung karena sudah lama tidak kesana (selain karena barang saya masih ada yang di Bandung), sekedar untuk berbagi cerita dan pengalaman serta silaturahmi. Akhirnya sabtu kemarin tidak jadi ke Bandung padahal sudah janji mau mengisi acara kawal PAA (maaf teman-teman PAA). Saya juga di-sms sama seorang teman saya untuk datang ke Bandung selasa ini: biar refreshing katanya sekalian kumpul-kumpul sama teman kungkow-kungkow di kemahasiswaan dulu. Kebetulan teman tersebut yang datang dari Bandung nengokin saya waktu pasca pembedahan (meski nengoknya juga ga sengaja), jadi kurang lebih dia tahu keadaan saya. Tapi, akhirnya saya tidak bisa datang juga (maaf lagi untuk teman saya). Mungkin, wisudaan ini? Mungkin. Soalnya teman saya yang diwisuda Maret ini juga ingin saya datang ke wisudaannya.
Saya dapat banyak cerita dari seorang teman saya yang sekarang kuliah di Malaysia, tentang bagaimana dosen disana selalu mendorong untuk PMA (positive mental attitude). Istilah ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Steven Covey cuman baru sebatas teoritis di Indonesia. Intinya, setiap permasalahan itu dipandang positif. Sikap mental seseoranglah yang akan menentukan permasalahan itu akan terselesaikan atau tidak dengan kondisi mental seseorang. Yang terpenting dari PMA ini adalah ketika seseorang sedang menghadapi masalah, ia melihat bahwa ia harus merupakan bagian dari solusi betapapun beratnya permasalahan tersebut. Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh Steven Covey bahwa buku-buku kepribadian sekarang telah salah kaprah dengan memberikan tips-tips untuk disenangi orang lain secara instan. Padahal yang dibutuhkan adalah merubah paradigma seseorang agar lebih memahami orang lain bahkan memahami anaknya (jika sudah punya anak). State-of-the-art nya adalah "merubah paradigma" dan bukan dengan menggunakan trik-trik instan.
Jika salah seorang teman saya membaca ini, masih ingat tentang kekecewaan: "kenapa bukan kita yang kepilih". Kekecewaan itu relatif tergantung manusia. Yang mutlak itu Allah karena Dialah yang Maha Adil. Dalam ilmu sosiologi: manusia itu cenderung egois (seperti salah satu tulisan saya di blog ini). Dalam ilmu komunikasi, trust (kepercayaan) adalah elemen terpenting dalam membangun social capital. Oleh karena mengapa kata al-amin begitu penting bagi Muhammad SAW. Menurut survey terhadap kriteria CEO-CEO tersukses di dunia akan didapat kata jujur dalam kriteria utama. Menurut Marc Gobe dalam 10 Commandments of Emotional Branding, honesty (kejujuran) perlu ditransformasi menjadi trust (kepercayaan).
Lain halnya dengan seorang teman saya yang sekarang kuliah di Belanda, kesan partamanya adalah dia kaget dengan beberapa "view" yang vulgar. Tapi ini cerita lain yang tidak ada hubungannya dengan topik ini. Semoga saja dia bisa menyelesaikannya sampai akhir studi (Juli 2007).
Saya dapat banyak cerita dari seorang teman saya yang sekarang kuliah di Malaysia, tentang bagaimana dosen disana selalu mendorong untuk PMA (positive mental attitude). Istilah ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Steven Covey cuman baru sebatas teoritis di Indonesia. Intinya, setiap permasalahan itu dipandang positif. Sikap mental seseoranglah yang akan menentukan permasalahan itu akan terselesaikan atau tidak dengan kondisi mental seseorang. Yang terpenting dari PMA ini adalah ketika seseorang sedang menghadapi masalah, ia melihat bahwa ia harus merupakan bagian dari solusi betapapun beratnya permasalahan tersebut. Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh Steven Covey bahwa buku-buku kepribadian sekarang telah salah kaprah dengan memberikan tips-tips untuk disenangi orang lain secara instan. Padahal yang dibutuhkan adalah merubah paradigma seseorang agar lebih memahami orang lain bahkan memahami anaknya (jika sudah punya anak). State-of-the-art nya adalah "merubah paradigma" dan bukan dengan menggunakan trik-trik instan.
Jika salah seorang teman saya membaca ini, masih ingat tentang kekecewaan: "kenapa bukan kita yang kepilih". Kekecewaan itu relatif tergantung manusia. Yang mutlak itu Allah karena Dialah yang Maha Adil. Dalam ilmu sosiologi: manusia itu cenderung egois (seperti salah satu tulisan saya di blog ini). Dalam ilmu komunikasi, trust (kepercayaan) adalah elemen terpenting dalam membangun social capital. Oleh karena mengapa kata al-amin begitu penting bagi Muhammad SAW. Menurut survey terhadap kriteria CEO-CEO tersukses di dunia akan didapat kata jujur dalam kriteria utama. Menurut Marc Gobe dalam 10 Commandments of Emotional Branding, honesty (kejujuran) perlu ditransformasi menjadi trust (kepercayaan).
Lain halnya dengan seorang teman saya yang sekarang kuliah di Belanda, kesan partamanya adalah dia kaget dengan beberapa "view" yang vulgar. Tapi ini cerita lain yang tidak ada hubungannya dengan topik ini. Semoga saja dia bisa menyelesaikannya sampai akhir studi (Juli 2007).
Ditulis saat seorang teman beruneg-uneg tentang penatnya masalah yang ada
3 comments:
Ke bandung aja sabtu ini, ada pesta makanan khas di Gasibu juga lho... hehe
Tahu engga luh? Postingannya kebanyakan kata "teman saya"..
He he he... Repetisi yang kebanyakan
hmmm... :)
Post a Comment