Friday, March 23, 2007

Allah is Always There

Seperti manusia biasa, saya mempunyai keinginan untuk menjadi lebih baik, menjalin persahabatan, dan perilaku-perilaku manusiawi lainya.

Entah mengapa, pikiran ini baru menyantol dipikiran saya; entah karena daya jelajahnya yang sudah semakin baik atau perkembangannya yang memang belum begitu cepat sehingga saya baru mengerti. Yang pasti saya baru menyadari bahwa dalam hidup ini manusia itu butuh pendukung; dan manusia itu termasuk saya. Pendukung adalah orang (atau orang-orang) yang selalu ada disamping kita termasuk pada saat-saat dimana kita ingin merealisasikan keinginan, merayakan kebahagian, ataupun berbagi kesedihan.

Akhir-akhir ini, saya terlalu banyak mendengar banyak janji; saya pun mempunyai pengharapan yang sangat besar pada mereka. Pada akhirnya, pengharapan tersebut bertepuk sebelah tangan. Saya pun baru sadar bahwa berharap lebih pada orang lain bukan tindakan rasional karena akan berujung pada kekecewaan. Setiap orang mempunyai kesibukannya masing-masing yang lambat laun akan membuat prioritas-prioritasnya yang paling rendah akan terlupakan, termasuk jika anda atau saya menjadi prioritas terakhir mereka. Entah itu kesibukan kerja, bisnis, organisasi, atau sekedar sok sibuk.

Jika lingkungan terdekat saya atau mungkin anda tidak mendukung, rasanya pundak terasa lemas tanpa sandaran. Padahal yang semestinya didukung adalah hal yang tidak rumit, baik, dan tidak melanggar syariat apapun. Yang didapat dari lingkungan tersebut adalah sikap steorotip yang berlebihan, mengangkat kasus kegagalan, bahkan sentimen kedaerahan; kesemuanya minim ruang diskusi kekeluargaan.

Rasanya memang Allah tempat mengadu yang paling baik, melampiaskannya pada lantunan desir ayat-ayat-Nya, shalat malamnya, dan tafakur yang panjang seraya berharap: “Ya Allah, jika aku masih hidup, jadikanlah aku orang yang optimis dan selalu berbuat kebaikan tanpa melihat pandangan miring orang-orang seperti layaknya cerita Lukman Al-Hakim bersama anaknya dan seekor keledai. Ya Allah, jika pundakku masih bergetar karena tidak ada tempat bersandar yang dekat, berikan aku seseorang yang menjadi sandaran. Ya Allah, berikanlah pahala yang tidak terhingga pada orang-orang yang selama ini telah mendukungku dalam kebaikan dan kesabaran.”

4 comments:

agung said...

Hmmph.. Seperti mengulang sms ke temen :
"Berharap kepada yang fana tidak slalu berbuah kepuasan. Oleh sebab itu, berharaplah pada Yang Kekal, maka amal tiada yang sia-sia"

Beni Suryadi said...

setuju bos..
kalo pacar mah ga bisa di andalin, ga selalu ada kala dibutuhkan, ada pun bukannya ngebantu malah bikin rusuh..

=)

btw pa kabar bos?
ane sih masih jadi pengangguran pemalas =p

lagi pengen jalan2 ke bogor nie, ntar kalo jadi ane kabarin, biar ane bisa numpang tidur dan numpang makan.....hehehhe

Galuh S Indraprahasta said...

Utk Beni: baik-baik. good. makanya bos, jangan punya pacar banyak =p. ditunggu di bogor. semua gratis kecuali yg g boleh gratis

Rachmawati said...

:), one side of you...