Saturday, December 16, 2006

Galuh, Kapan Nikah?

Eits, ini bukan konferensi pers tentang pernikahan saya apalagi tentang jadwal, calon, dan sebagainya.

Ini adalah pertanyaan yang paling sering saya dengar sekarang-sekarang ini yang ditujukan langsung kepada saya. Topik yang kata seorang sahabat saya disebut sebagai racun apabila dibicarakan oleh orang yang belum berkepala dua. Kata sahabat saya satu lagi, ini adalah topik yang tidak konkrit untuk dibicarakan panjang lebar. Pada akhirnya saya pun akan mengatakan ’setuju’ dengan pendapat mereka.

Mengapa ya kecenderungan sahabat-sahabat saya (laki-laki) sering menanyakan ini kepada saya (saat sedang bertemu)? Ada yang mungkin bercanda karena tidak ada topik lain, atau memang serius karena takut saingan dengan orang yang sama (ada-ada saja). Ada yang malah dengan terang-terangan menyebut nama; aduh memangnya barang, pakai disebut-sebut segala.

Saya berusaha memahami bahwa memang usia ini sudah tidak lagi remaja apalagi anak-anak. Beberapa sahabat saya seangkatan setua umur ini (terutama yang putri) memang sudah melakukan prosesi ijab kabul suci ini. Nikah sendiri pun sampai-sampai disebut sebagai penggenap dien (Islam). Atau dalam bahasa kerennya: menjadikan sang sabit menjadi bulan purnama (saya pikir ini adalah metaforma yang indah dalam konteks penyempurnaan). Tentunya, topik ini bukan topik main-main yang bisa dilakukan dengan seenaknya.

Saya sendiri...hummh, terlalu banyak banyak pembenaran yang ada di kepala ini sehingga perlu banyak-banyak membaca istighfar. Satu lagi yang membuat saya kurang merespon dengan pertanyaan-pertanyaan ini adalah karena banyak pertanyaan usil yang terlalu dibuat sederhana. Masalah pernikahan toh bukanlah masalah yang terjadi antara dua insan adam hawa saja tetapi menyangkut seluruh aspek silaturahim: keluarga keduanya. Kesulitan yang seringkali terjadi adalah bagaimana mengkomunikasikannya dengan kedua keluarga.

Kalau sudah sama-sama seiya sekata, tentunya akan lebih mudah. Kalau dari satu pihak masih ada yang ‘kekeuh’ dengan hal-hal lain (misal budaya, kekayaan, dan sebagainya) tentunya akan menambah rentetan penundaan pernikahan.

Saya seringkali menjawab pertanyaan tersebut dengan: “doakan saja, semoga disegerakan”. Ada yang balas tersenyum, ada yang balas dengan:”doa melulu, kapan ikhtiarnya”. Ada juga yang bilang: “sama dia saja, cocok kayaknya”. Lagi-lagi nyebut nama.

Pada akhirnya ada dua orang yang membuat saya terkesan, kedua sahabat saya ini usianya lebih muda dari saya dan kebetulan menanyakan pertanyaan yang sama. Hanya respon keduanya terhadap jawaban saya berbeda dari sahabat-sahabat saya yang lain. Responnya adalah sebuah nasihat panjang tentang kebaikan saya untuk segera menikah yang membuat jantung saya berdetak lebih cepat. Jikalau nasihatnya lebih panjang, mungkin saya sudah menangis. Tentu, itu bukanlah sebuah nasihat sembarangan, apalagi motivasi ngacau. Ya itu bukanlah motivasi ngacau yang telah membuat banyak orang tidak mempunyai topik bahasan renyah selain nikah.

Soulmate (belahan jiwa), itulah yang saya inginkan, bukan hanya sosok seorang teman hidup atau sekedar istri saja. Teringat film “Good Will Hunting”, dalam sebuah dialog, seorang profesor psikologi menasehati Will Hunting (pasiennya):

Prof: “Mengapa kau tidak menyatakan (menikah) pada dia?”

Will: “Aku tidak punya cukup keberanian, di mataku ia adalah sempurna. Adapun aku...aku sangat tidak sempurna.

Prof: “Will...tidak ada orang yang sempurna, begitu pun dirinya. Kau sajalah yang berpikir dia terlalu sempurna bagimu. Mungkin dia pun berpikiran sama padamu. Justru dengan ketidaksempurnaanmu dan ketidaksempurnaannya yang bersatu akan menjadi sebuah kesempurnaan.”

Will: (terdiam)

Allah memang menciptakan segala sesuatu beserta soulmate-nya seperti yang tertulis dalam firman-Nya:

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah (QS Adz Dzariyat 51: 49)

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan (QS Az Zukhruf 43: 12)

dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan (QS An Naba` 78: 8)

dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita (QS An Najm 53: 45)

Soulmate, bagi manusia, dia tidak akan pernah mati secara emosional. Begitu pun ketika sang manusia agung, Rasulullah Muhammad SAW kehilangan sang Khadijah.

Lalu kapan saya akan menikah? Pada akhirnya inilah saya, semoga sahabat bisa menatap mata saya lebih dalam tentang siapa dan apa yang ada di dalam hati saya.

Semua kisah pasti ada akhir yang harus dilalui

Begitu juga akhir kisah ini, yakinku indah

Mencoba bertahan sekuat hati

layaknya karang yang dihempaskan ombak

Jalani hidup dalam buai belaka

serahkan cinta tulus di dalam takdir

Tapi sampai kapankah ku harus menanaggungnya

kutukan cinta ini bersemayam dalam kalbu

Manusia Bodoh (ADA Band)

8 comments:

Trian Hendro A. said...

nikah... jadi kapan? koq belum menjawab pertanyaan sendiri?

*ttg nikah, paling banyak dibicarakan deh.

Galuh S Indraprahasta said...

trian: iya brur, jawabannya masih acak. intinya, saya ga suka ngomongin nikah apalagi dijadikan bercandaan

Anonymous said...

ditunggu undangannya, hehheheheheee...

shild@ said...

nyante aja galuh...gak usah terlalu dipikirin...
kalo jodoh gak akan kemana kok...
gitu deh, wong kito galo :p

Galuh S Indraprahasta said...

utk shilda: wong kito galo? mak mano kau ni? nak ngajak goco2an be =p

amircool said...

ck ck ck, kalu ngomongin ginian aja rame...., tidak produktif

Rachmawati said...

Jadi kesimpulannya, KK gak suka kalo ditanya masalah nikah sama temen KK, begitu?
:D
I see...I see...

Jadi KK kapan nikahnya?
*hehehe, niru pertanyaan Trian :D

pupuk organik said...

pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik